Kamis, 28 Juni 2012

Manusia dan Kegelisahan (Tugas)

Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang bearti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukan kepalan, memandang jauh kedeapan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, danlain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sahari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran atatupun ketakutan.Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Usaha dalam mengatasi kegelisahan            
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kasulitan dapat kita atasi.
Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat di tentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat di tentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas, itu semua akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
 
Sebab-Sebab Terjadi Ketidakpastian
1.Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tidak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tidak diketehui oleh penderita.
2.Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tidak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3.Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
4.Histeria
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
5.Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.Tidak dapat memakai akal sehat tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Delusi ini ada tiga macam yaitu:
A. Delusi Persekusi
Menganggap keadaan sekitarnya jelek.
B. Delusi Keagunagn
Menganggap dirinya orang penting dan besar.
C. Delusi melankolis
Merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa
D. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsanagn pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juag berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan ituw menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan-perbuatan penderita.
7.Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oelh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya, gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakakn lari-larian, nayyian, ketawa atau bicara. Sikap ini dapat pula brupa kesediahn menekan, tidak bernafsu, tidak semangat, gelisah, resah, suak mengeluh, tidak mau berbicara,diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.
Usaha-Usaha Penyembuhan Ketidakpastian
Orang yang tidak dapat berfikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah di ketahui, kemungkinan juag tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi maka jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar